pemilu bangsaku

>> Friday, July 10, 2009

sebenarnya sudah dari kemarin kuingin menorehkan coretan gak penting ini, memang sedikit terlambat dan rasanya agak kehilangan momentum. Tapi seperti yang dikatakan para kaum bijak, dalam sebuah tulisan yang terpenting adalah makna yang tersirat didalamnya dan bukan yang tersurat.

Anyway apabila ini dikatakan sebuah pembelaan diri, silahkan saja yang pasti saya tidak merasa terganggu dengan hal itu.

Hari itu tepat tanggal 8 Agustus 2009, hari dimana NKRI diuji kembali dengan penyelenggaraan yang katanya pesta demokrasi. Tapi kawan bersamaan dengan hari itu pula aku tidak masuk kerja karena sakit. Bahkan kusempat mengupdate status facebook-ku mengatakan bahwa aku dengan sadar tidak ikut serta dalam keriuhan kali ini.

Kejadian bermula kala aku bangun sekitar pukul 6.30 (disini subuh jam 6 - enak yah) dengan perasaan meriang, kucoba mengukur suhu badan dengan thermometer digital murahan dari negeri tirai bambu hasilnya sungguh membingungkan, masa badan panas begini suhunya malah 35? Ahirnya kucoba mengkalibrasi ulang dengan sedikit experimen menggunakan suhu rata2 kamar dan voila ternyata suhu tubuhku sekitar 38.6.

Kuterdiam memikirkan apa yg harus kulakukan, sementara dikepala sudah bergulung dengan ruwetnya masalah kerjaan, bagaimana dengan container yang nyangut di priok, dengan delegasi punggawa-punggawa pertambangan ke paris, persiapan meeting di India akhir bulan – bagaimana menahan tawa melihat goyangan kepala mereka kala berbicara yang mirip dengan kucing dashboard, tender 6 mio di jakarta, claim yg belum sempat kujawab di bangkok, kerjaan yang belum rampung di chiang-mai, sample poland kenapa belum terkirim juga ke hanoi, tender di manila - kapan yah?, delay pengiriman ke perth dan png, expo di mongolia, ada apa dengan market di malaysia dan korea, trend penurunan di pakistan dan jepang, meeting project madagascar dan laos, schedule visit customer yang makin lama makin bertambah ditambah badan meriang gak karuan dan anak istri sedang sakit di jakarta. Tuhan ... lengkap sudah cobaan ini.

Kuterduduk memandangi cermin, kubuat janji dengan dokter dan akhirnya kuputuskan untuk ... tidur lagi..

Tersentak kuterjaga disengat terpaan mentari yang nakal menerobos sela-sela tirai yang putus asa mencoba menutup sempurna, sekilas kulihat jam di handphone yang kubiarkan tergeletak begitu saja dilantai, uuhh jam 11.45.

Bergegas ku mandi dan berangkat ke dokter yang memberikan diagnosa yang cukup melegakan, hanya radang tenggorokan kawan, sahabat lama yang memang suka bertandang, walaupun kali ini ia datang bersama keluarganya hingga mampu membuat mukaku pucat tanpa daya.

Saat itu bimbangku dihadapkan pilihan, pulang atau ikut serta dalam pemilihan. Badan masih seperti habis dihajar truk dan suhu ternyata sedikit lebih tinggi dari perkiraan, tapi akhirnya kuputuskan tetap ke kbri singapura.

Kuberitahu kau kawan, sampai disana semua penyakit rasanya langsung hilang, kuhampiri riuh rendah keramaian yang manjalar sampai di jalan jalan sekitar kedutaan.

Kuperhatikan mereka-mereka yang datang, berbagai etnis membaur dalam keriaan, berbagai kalangan entah pengusaha, pelajar, pekerja, tki, ibu rumah tangga menjadi satu dalam kerumunan. Mungkin terdengar biasa dan remeh, tapi kutahu pasti setidaknya mereka mengorbankan uang untuk datang kesini, tidak seperti kita di Indo yang hanya perlu berjalan ke tps samping rumah kita.

Pertanyaannya ... untuk apa dan apa yg menyebabkan mereka mau berkorban ?

Mungkin inilah yang berkecamuk di dada para pendahulu kita kala memperjuangkan kemerdekaan, saya yakin mereka semua datang untuk berperan serta dalam perjuangan yang sama, perjuangan yang mengharapkan perubahan untuk menjadikan Indonesia manjadi negara yang lebih baik.

Ada harapan dalam gawean lima tahunan ini, walaupun tidak menafikkan ada juga yang skeptis, tapi untuk saya pribadi jauh lebih bagus mempunyai harapan daripada tidak punya dan tidak berbuat apa-apa.

buat para pemimpin bangsaku, Lanjutkan perjuangan yang Pro-Rakyat dengan Lebih Cepat dan Lebih Baik.

singapore
11.07.09

pesan moral : kawan percaya padaku, “sakit dan sendirian adalah kombinasi yang menakutkan...”

0 comments:

  © Blogger templates Sunset by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP